ringkasan MAM, said hawwa bab 1-4

في أفاق التعليم

PENDAHULUAN

Banyak angkatan muda islam yang tidak mengenal Hasan Al-Banna dengan fikrah (pemikiran) dan dakwahnya. Padahal mereka seharusnya mengenal dan kita seharusnya mengenalkannya. Apalagi di tengah kaum muslimin saat ini tidak ada fikrah yang representatif-jika mereka ingin mengambilnya sebagai titik tolak yang benar-kecuali milik Hasan Al-Banna. Selain itu banyak orang yang sengaja mengaburkan gambaran tentang Hasan Al-Banna di mata generasi muda islam. Maksudnya tidak lain agar mereka tidak bisa menempuh jalan yang benar sebagaimana beliau gariskan.

Di pihak lain, kini muncul di mana-mana aliran pemikiran sakit yang menghendaki terasingnya fikrah dan dakwah Hasan Al-Banna. Karena itulah mereka-dan yang lainnya-harus mengerti bahwa gerakan islam yang tidak bertolak dari fikrah Hasan Al-Banna adalah terbukti cacat. Rasanya mustahil kita membangun aktivitas yang lengkap dan komprehensif untuk berkhidmat kepada islam tanpanya. Selain itu banyak serangan membabi buta yang ditujukan kepada sebagian fikrah yang dilontarkan oleh Imam Hasan Al-Banna. Banyak sudah orang tergelincir karenanya, terutama mereka yang diberi anugerah oleh Allah berupa keluasan cara pandang, sebagaimana yang telah dianugerahkan Allah kepada Hasan Al-Banna. Hal itulah yang mengharuskan murid-muridnya dan orang-orang yang komitmen dengannya untuk menulis dan menjelaskan fikrah ini dengan mengemukakan argumentasinya.

Titik tolak untuk mewujudkan shaf yang mampu mencapai tujuan adalah dengan tersedianya individu yang mengetahui tujuan sekaligus cara-cara mencapainya secara jelas, juga kemampuan menyesuaikan diri dengan shaf. Risalah ta’lim yang merupakan peninggalan Hasan Al-Banna berupa ijtihad beliau memberi semua ini, merinci segala sesuatu yang diperlukan oleh setiap pribadi muslim dewasa ini, agar tidak mengulangi kesalahan-kesalahan masa lalu, di samping menjelaskan petunjuk-petunjuk untuk meniti masa depan.

Risalah ta’lim berisi dua bagian yaitu rukun-rukun bai’at dan kewajiban-kewajiban seorang mujahid. Hasan Al-Banna sadar bahwa islam memerlukan suatu kelompok tertentu. Untuk tujuan itulah beliau membuat peringkat-peringkat keterikatannya kepada dakwah. Keanggotaan Ikhwan memiliki beberapa peringkat yakni muntasib, musa’id, ‘amil, mujahid, naqib, naib, dan lain-lainnya. Risalah ini ditujukan kepada peringkat mujahid, dengan maksud agar dapat membangkitkan cita-cita umat islam, dan pada saat yang sama, dapat mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam jihad. Risalah ta’lim pada dasarnya merupakan sebuah risalah yang pembahasannya menitikberatkan pada aspek takwiniyah (pembentukan) terhadap individu secara komprehensif agar segala sesuatu menjadi jelas baginya.

 

HASAN AL-BANNA PELETAK TEORI GERAKAN ISLAM KONTEMPORER

Perumusan teori gerakan islam kontemporer harus dipertimbangkan berdasarkan tempat, masa dan kapabilitas peletaknya Kenyataan menunjukkan bahwa tidak seorangpun manusia masa kini yang memiliki sejumlah sifat sebagaimana yang dimiliki oleh Hasan Al-Banna. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa beliaulah satu-satunya orang yang patut merumuskan teori gerakan islam kontemporer ini. Meskipun demikian, hal ini bukan berarti penyematan sifat kema’shuman kepadanya.

Hasan Al-Banna hadir di saat kaum muslimin dalam keadaan tidak menentu. Walaupun mereka berjuang, namun hasil perjuangannya tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Fikrah Hasan Al-Banna adalah fikrah yang syamil (komprehensif), yang memenuhi seluruh kebutuhan kita, dan mengandung gagasan yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini, dan dapat pula mengantarkan pada kemenangan islam secara total dengan izin Allah. Barangsiapa yang mengamati realitas kaum muslimin kini, niscaya ia akan mendapati bahwa kapan pun dan di mana pun ide Hasan Al-Banna hadir, di situ muncul dinamika islam dan kaum muslimin. Sebaliknya, pada ketiadaannya kita akan menyaksikan mentalitas yang hina dan tunduk pasrah kepada kekuatan internasional yang kafir, di samping kekuatan regional yang zhalim.

Meskipun Hasan Al-Banna adalah satu-satunya tokoh yang kredibel untuk mengemukakan pandangan dan teori amal islami-berkat anugerah Allah swt-dakwah yang ditegakkannya memiliki mata rantai sejarahnya, di mana jika mata rantai itu saling berselisih, maka terjadilah kerusakan dalam dakwah. Bahaya paling besar yang dihadapi oleh dakwah dan jamaah ini adalah pewarisan yang cacat dan penisbatan diri-yang tidak benar-kepada Hasan Al-Banna.

Jamaah yang didirikan oleh Hasan Al-Banna sesungguhnya mampu mengakomodasi seluruh kepentingan kaum muslimin. Tidak seorang muslim pun yang tidak merasakan bahwa dalam jamaah terdapat segala hal yang diimpikannya. Dengan demikian, seluruh kebaikan telah terkumpul dalam tubuh jamaah dan telah pula membersihkan dirinya dari segala noda yang mengotorinya selama ini.

Jika kita dapat memenuhi kesempurnaan kita, maka kita akan menjadi saksi bagi makhluk Allah dalam urusan agamanya juga saksi bagi seluruh kaum muslimin yang kita seru. Jalan satu-satunya untuk memperjuangkan ini semua adalah jalan yang dirintis dan ditempuh oleh Ustad Hasan Al-Banna.

 

KUNCI MEMAHAMI DAKWAH IKHWANUL MUSLIMIN

Salah satu prinsip dasar yang tidak boleh diabaikan seorang muslim adalah bahwa umat islam harus mempunyai jamaah dan imam. Kewajiban utama setiap muslim adalah memberikan kesetiannya pada jamaah dan imamnya. Inilah kunci pertama untuk memahami persoalan Ikhwanul Muslimin. Untuk masa sekarang agaknya hanya Ikhwanul Muslimin yang telah memenuhi syarat-syarat itu, karena jamaah islamiyah adalah jamaah yang mempunyai pemimpin yang lurus, yang lahir dari rahim shaf yang lurus pula, dan dibidani oleh sistem syura yang islami. Memiliki ciri-ciri kislaman sejati tanpa tambahan sifat lainnya. Berikap kritis, mengembangkan, dan mempelopori kebaikan di bawah naungan sifat-sifat itu. Aktif menegakkan islam secara total dalam segala lingkup, memahami islam secara baik dan komitmen penuh dengan mengikuti cara-cara yang dipraktekkan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya.

Karena Hukum islam tidak akan terlaksana kecuali dengan adaanya jamaah, sementara Ikhwanul Muslimin telah bekerja untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, maka hal ini menunjukkan bahwa keberadaan dan tegaknya Ikhwanul Muslimin merupakan salah satu tuntutan yang harus diperjuangkan. Ini kunci kedua untuk memahami dakwah Ikhwanul Muslimin.

Kunci ketiga dari dakwah Ikhwanul Muslimin adalah bahwa Ikhwanul Muslimin merupakan simbol bagi berkiprahnya panji politik islam di banyak wilayah islam. Ikhawnul Muslimin telah mengibarkan kembali panji-panji perjuangan untuk menegakkan sistem politik islam.

Reformasi islam adalah trade mark Ikhwanul Muslimin yang pertama. Pembaharuan dan paham zaman menjadi kata kunci untuk mengetahui dakwah pokok Ikhwanul Muslimin. Yang masuk dalam dakwah antara lain :

  1. Gerakan menghidupkan islam sesuai yang telah diwariskan oleh Rasulullah saw, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang menuntut penghidupan ilmu, amal, situasi ahati, jiwa, dan ruhani.
  2. Proses menghidupkan islam menyangkut hal-hal :

♦ Fiqih dusturi ( fiqih negara) dan memformat kehidupan islam dengannya

♦ Fiqih an-niqabah (sistem perserikatan dagang)

♦ Qawanin (undang-undang)

♦ Sistem rumah tangga islami

♦ Mengembalikan dinamika kehidupan umat islam

  1. Menghidupkan sistem nilai islam secara global dan sektoral

 

Prinsip umum dari dakwah Ikhwanul Muslimin adalah :

  1. Ikhwanul Muslimin yang merupakan hizbullah (partai Allah) memiliki tujuanm sarana, undang-undang, khithah, dan berbagai atuan lainnya, yang disandarkan pada islam, komitmen pada islam, dam islam sebagai titik tolak (An-Nahl : 89)
  2. Ikhwan adalah jamaah yang masuk ke dalam syariat islam. Pendapat yang beragam terhadap satu persoalan menjadikan daulah islam berhadapan dengan berbagai pilihan, yang dapat disesuaikan dengan waktu dan tempat. Ikhwan pada hakekatnya menegakkan komitmen kepada islam sekaligus mengakomodasi kepentingan zaman dengan jangkauan operasional seluas mungkin.
  3. Memelihara opini umum baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional, pada hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariat islam dan dalam batas-batas yang tidak mengakibatkan ternodainya.
  4. Hal-hal yang dijadikan pegangan oleh Ikhwanul Muslimin adalah :

♦ Dibenarkan oleh syariat

♦ Harus sebanding dengan senjata musuh dan dapat mencapai tujuan

  1. Prinsip politik luar negeri Ikhwan adalah prinsip maslahah dengan maslahah dan pergaulan adil sama adil
  2. Setiap wilayah hendaknya memiliki undang-undang, institusi, dan persoalannya sendiri yang ditetapkan berdasarkan ushul fiqih sesuai wilayah yang bersangkutan, namun semua wilayah pemerintahan islam harus tunuk pada satu kekuasaan Amirul mukminin dan seluruh perangkat pemerintah pusat dalam perspektif undang-undang yang berlaku
  3. Ada hukum yang dapat berubah mengikuti perubahan masa, akan tetapi perubahan ini berkaitan dengan kaidah-kaidah perubahan dalam perspektif islam

 

Hal-hal yang perlu diketahui sebagai anggota ikhwanul muslimin adalah :

  1. Memahami permasalah dakwah kita, mendakwahkannya, serta mentarbiyah dan menarik perhatian orang untuk mendukungnya
  2. Cara dakwah harus dapat menyentuh pembicaraan tentang ruh, jiwa, hati, serta nilai-nilai islam yang dapat dicapai. Memahami bekal perjalanan, prinip-prinsip langkah, dan kendala-kendala mendadak yang mungkin muncul di tengah perjalanan dakwah
  3. Memahami kapasitas intelektual orang yang kita dakwahi.

 

TANGGUNG JAWAB BESAR

Tanggung jawab besar kita adalah melakukan tajdid(pembaruan) dan naql(alih generasi), yaitu tentang

  1. Tentang ikhwanul muslimin
  • Ikhwan memsuatkanperhatian pada pelayanan umum
  • Ikhwan sebgai gerakan pembaruan
  1. Mengubah umat sebgai prolog dari proses mengubah dunia

 

Inilah ringkasan sebagian dari kunci untuk memahami Ikhwanul Muslimin dan dakwahnya, serat masalah-masalah yang dihadapi. Ini adalah pengantar terhadap Risalah Ta’lim agar kita mengetahui kedudukannya dalam dakwah Ikhwan dan kepentingannya dalam amal islami masa kini. Dua tanggung jawab besar diatas tidak kita ketahui bagaimana cara menunaikannya dengan benar kecuali setelah kita memahami risalah ta’lim.